Keterangan Foto : KAPAL HANCUR : Lima orang nelayan Tapteng hilang diperairan laut sikara – kara, Kabupaten Madina. Terlihat, kondisi kapal KM Bintang Jaya yang ditumpangi kelima nelayan sangat memprihatinkan. Atap bagian depan kapal sudah hancur, hanya puing - puing tiang yang masih nampak di bagian atas kapal tersebut. Foto : TIGOR MANALU
Diduga Akibat Hantaman Badai dan Gelombang Besar
5 Nelayan Tapteng Hilang di Perairan Madina
TIGOR MANALU | GLOBAL | TAPTENG
Diduga dihantan badai dan gelombang besar, 5 (Lima) orang Nelayan tradisionil asal Kabupaten Tapanuli Tengah (Kab Tapteng) diduga hilang di perairan laut Sikara – kara Kabupaten Mandailing – Natal ( Kab Madina) dan sampai sekarang belum diketahui nasibnya.
Kelima nelayan itu, masing – masing Niba Parningotan Zebua (30), Takdir Rayan Hutabarat (29), Irwan Sitompul (30), Ruslan Nainggolan (28), dan Paulus Hutabarat (28). Seluruhnya adalah warga Dusun Mungkur III, Kelurahan Tapian Nauli II, Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Sebagai informasi juga, tiga orang diantara nelayan tersebut masing - masing Niba Parningotan Zebua, Takdir Rayan Hutabarat dan Irwan Sitompul telah berkeluarga.
Sesuai informasi dari Marudin Hutabarat (55), Mertua salah seorang korban saat ditemui Global, Selasa (26/5) dikediamannya di Lingkungan III, Dusun Mungkur, Kelurahan Tapian Nauli II, Tapteng, menuturkan, para nelayan tersebut berangkat pada tanggal 6 Mei dari salah satu tangkahan di Jalan Mojopahit menaiki kapal ikan bernama KM Bintang Jaya, jenis Jaring setan denga ukuran 6 Gross Ton (GT). Menurut kebiasaan, kapal seperti itu baru kembali setelah beraktivitas 16 – 20 hari di tengah laut.
Hingga, sampai batas waktu, kelima nelayan tak kunjung bersandar di kota Sibolga, bahkan pihak keluarga yang telah menunggu tiba – tiba hanya mendapat kabar miris dari salah seorang pedagang ikan yang biasa membeli hasil tangkapan para nelayan tersebut.
"Kapal disebutkan telah tenggelam dan telah dibawa ke salah satu tangkahan, tempat kapal biasa bersandar di jalan Mojoaphit,"kata Hutabarat.
Setelah mendapat kabar, keesokan hari tepatnya Jumat (23/5), pihak keluarga mendatangi pemilik kapal A Siong di salah satu tangkahan di jalan Mojopahit, Kelurahan Pancuranbambu, Kecamatan Sibolga Sambas, kota Sibolga.
"Ternyata benar, kapal yang dipergunakan kelima nelayan tenggelam dan bangkainya ditarik oleh salah satu Kapal jenis Pukat Tongkol ke Sibolga. Sedihnya, seluruh ABK termasuk menantu saya hilang dan hingga saat ini belum diketahui nasibnya," tutur Marudin Hutabarat didampingi tiga perempuan bersama anak kecil yang tak lain adalah istri masing – masing nelayan hilang tersebut.
Saat itu, wajah ketiga perempuan tersebut memperlihatkan guratan kesedihan sembari berharap suami – suami mereka diketemukan dalam keadaan selamat.
Selanjutnya, para keluarga korban dan pemilik kapal A Siong melaporkannya tragedy itu ke Satuan Polisi Perairan (Pol Airud) dan Pangkalan Angkatan Laut di Sibolga meminta bantuan agar dapat mencarikan para ABK hilang.
"Selain itu, beberapa warga Mungkur juga turut berpartisipasi berangkat ke laut untuk melakukan pencaharian dengan menggunakan speed boa ," ucapnya.
Hingga saat ini, seluruh keluarga dan kerabat para nelayan was – was, menunggu kabar apakah para nelayan tersebut masih hidup atau telah meninggal."Kami sangat berharap, kiranya pihak Pemerintah dapat membantu kami untuk menemukan sanak saudara kami itu,"pinta Hutabarat.
Di tempat terpisah, pemilik KM Bintang Jaya, A Siong yang dikonfirmasi melalui salah seorang pekerja di Tangkahan M di jalan Mojopahit, A Kien, membenarkan persitiwa itu. Menurutnya, saat ini pemilik kapal, A Siong, beserta beberapa warga sedang berupaya mencari para ABK itu.
"Sejak Senin (25/5) lalu, A Siong beserta beberapa warga termasuk dari warga Dusun Mungkur berangkat mencari para ABK dan hingga saat ini kabar berita mereka belum kita ketahui,"tutur A Kien.
Sesuai kabar dari ABK Pukat Tongkol yang menarik kapal para nelayan KM Bintang Jaya, lanjut A Kien, posisi kapal saat ditemukan dalam keadaan terbalik dan tak seorang pun penumpangnya terlihat di sekitar kapal.
"Meski demikian, kita belum mengetahui jelasnya apakah para ABK kapal Bintang Jaya tersebut tenggelam atau bagaimana. Sebab saat ditemukan, separuh bagian jaring masih berada di dalam kapal. Namun, fiber (tempat ikan) tak terlihat di dalam kapal," jelas A Kien.
A Kien tak dapat memastikan apa penyebab kapal terbalik, namun kuat dugaannya akibat kondisi cuaca buruk (badai) yang melanda perairan Sumatera Utara bagian barat sepekan lalu.
Hasil pengamatan, kondisi kapal KM Bintang Jaya terlihat sangat memprihatinkan. Atap bagian depan kapal sudah hancur, hanya puing - puing tiang yang masih nampak di bagian atas kapal tersebut.