Sabtu, 28 Februari 2009

Hasil Melimpah, Harga Ikan di Sibolga Anjlok
TIGOR MANALU GLOBAL SIBOLGA
Kendati saat ini, hasil produksi perikanan laut di Kota Sibolga sedang melimpah, namun harga ikan di daerah itu mengalami anjlok rata-rata hingga mencapai 50 persen dari harga normal.
“Untuk ikan jenis belatok aceh atau yang biasa disebut ikan dencis dan ogak, saat ini harga jualnya hanya berkisar Rp 8.000-Rp 8.500 per kg, jauh menurun dibandingkan harga biasa yakni sekitar Rp 16.000 per kg, demikian pula jenis umang-umang (ikan tongkol kecil) yang biasa dilempar dengan harga Rp 12.000 per kg, kini hanya terjual seharga Rp 5.000-Rp6.000 per kg,” ungkap kepala pemasaran tangkahan ikan Padema, Maruli kepada Global, Jumat (27/2) di Sibolga.
Sementara itu, untuk ikan laut jenis gambolo atau yang biasa disebut ikan gembung kuring, harga jualnya saat ini hanya berkisar Rp 6.000 hingga Rp 7.000 per kg atau turun 50 % dari harga biasa sebesar Rp 16.000-Rp 17.000 per kg, sedangkan ikan sepo (campur) yang umumnya sebagai bahan baku ikan rebus (ikan asin), harganya menjadi Rp 3.000-Rp 3.500 per kg, padahal beberapa waktu lalu harga jualnya mencapai Rp 9.000-an per kg.
Seyogianya, lanjut Maruli, kondisi melimpahnya hasil tangkapan ikan saat ini dapat membawa keuntungan dan berkah, terutama bagi para nelayan selaku pekerja di kapal penangkap ikan. Sebab, hasil yang diperoleh setiap kapal saat ini rata-rata mencapai 10 ton ikan sekali beroperasi, sementara diwaktu ‘paceklik’ yang lalu, hasil yang diperoleh hanya berkisar 4 hingga 5 ton.
“Untungnya, para pengusaha dan pelaku perikanan sedikit terbantu dengan turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM), sehingga dapat mengurangi biaya operasional dalam setiap kali melaut, kalau tidak, kita sudah bisa bayangkan kerugian yang bakal dialami,” katanya.
Dia juga mengaku, sejumlah pelaku perikanan di daerah itu sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah daerah (Pemda) setempat untuk membangun fasilitas mesin pendingin dan pengawet ikan (cold storage).
Tujuannya, selain dapat mengontrol stabilisasi harga ikan, keberadaan cold storage tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh pelaku perikanan untuk menyimpan stok di saat hasil tangkapan melimpah seperti sekarang ini. “Disisi lainnya, Pemda setempat akan meraup keuntungan dari jasa pendinginan dan pengawetan ikan yang nantinya dapat diusahai oleh BUMD setempat, dan tentunya harus ditetapkan melalui peraturan daerah (Perda),” tandasnya.

Tidak ada komentar: