Kamis, 02 April 2009

Keterangan Foto : BANTU BENIH PADI : Anggota DPR RI, Syarfi Hutauruk saat menyerahkan bantuan benih padi kepada warga SP II, Desa Baja Mas, Kecamatan Sirandorung, Tapteng. Foto : TIGOR MANALU

Syarfi Hutauruk Kecam Distribusi Raskin di Tapteng Tak Merata
TIGOR MANALU - TAPTENG
Anggota DPR RI, Syarfi Hutauruk mengaku sangat menyesalkan sistim pendistribusian beras miskin (Raskin) yang tidak merata, bahkan telah memberatkan rakyat miskin di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).

Padahal, pada tahun 2009 ini, pemerintah pusat telah meningkatkan alokasi dana melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp15,4 triliun untuk pengadaan 3,5 juta ton Raskin yang nantinya disalurkan kepada 18,5 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) di Indonesia, sementara pada 2008 lalu, total RTM ini mencapai 19,1 juta RTM.

“Berdasarkan hasil kunjungan reses yang kita lakukan di sejumlah kecamatan di wilayah Tapteng, banyak warga yang mengeluhkan sistim distribusi raskin ini, bahkan harga yang dibebankan kepada rakyat secara variatif antara Rp2.000 hingga Rp2.500 per kg dengan alasan tambahan biaya pengangkutan,”beber Syarfi dihadapan warga SP II, Desa Baja Mas, Kecamatan Sirandorung, Tapteng saat melakukan kunjungan reses di daerah itu, Rabu (1/4).

Menurutnya, hal itu sangat tidak realistis dari harga yang telah ditetapkan pemerintah yaitu, sebesar Rp1.600 per kg dan tidak boleh lebih ataupun dinaikkan. Soalnya seluruh biaya pengangkutan raskin tersebut telah ditampung melalui APBD kabupaten/kota masing - masing selaku penerima jatah Raskin.

Disamping harganya mahal, ada juga warga yang melaporkan, bahwa warga hanya diberikan jatah Raskin sebanyak 15 kg sekali dalam tiga bulan, seyogianya rakyat miskin ini memperoleh jatah 15 kg tersebut sekali sebulan, sebut Syarfi Hutauruk yang saat itu datang bersama rombongan di antaranya, Manager PT Sang Hyang Seri (SHS) wilayah Tapanuli, Endang Kusrianto, anggota DPRD Tapteng, Julianus Simanungkalit, Darwin Sitompul, fungsionaris partai Golkar, Lamhot Sinaga dan Hotma Nainggolan.

“Ironisnya lagi, dalam pendistribusian raskin ini, aparatur pemerintah selaku penyalur juga dinilai telah bertindak diskriminatif kepada rakyat yang seharusnya layak memperoleh jatah raskin, terlebih menjelang pelaksanaan pesta demokrasi Pemilu 2009. Kita menerima laporan pihak aparatur pemerintah ini ikut - ikutan melakukan intimidasi kepada warga untuk mendukung dan memenangkan salah satu parpol, apabila tidak menurut, maka warga tersebut tidak akan diberikan jatah raskin maupun program bantuan lainnya,” ketus Syarfi dengan nada kesal.

Saat berdialog dengan warga, Syarfi Hutauruk juga menerima keluhan dan pengaduan serupa bahwa, sebagian besar warga di kecamatan Sirandorung dan Manduamas kerap mendapatkan perlakuan intimidasi seperti yang disebutkannya, bahkan, warga di dua kecamatan itu hanya diberikan jatah raskin sebanyak 7 liter perbulan dengan harga Rp21.000 atau Rp3.000 per liter.

“Sungguh luar biasa, wahai aparat pemerintah, kalian digaji dari uang rakyat, seluruh fasilitas yang kalian pakai, juga dibeli dari uang rakyat, jadi jangan coba - coba mengintimidasi dan menindas rakyat, tetapi jadilah kalian sebagai pelayan rakyat,” ungkap Syarfi disambut aplaus dari warga।

Pada kesempatan itu, Syarfi juga mengungkapkan kekecewaannya setiap kali melaksanakan kunjungan reses di kabupaten Tapteng yang tidak lain adalah kampung halamannya sendiri. Pasalnya, tak satupun aparatur pemerintah dari pedesaan, kecamatan bahkan kabupaten yang berani muncul di saat dia melakukan pertemuan terkait kunjungan reses tersebut tanpa diketahui apa sebabnya.

Tidak ada komentar: