Senin, 06 April 2009


Keterangan Foto : PERBAIKI JEMBATAN : Sejumlah Warga Kelurahan Sibuluan Nauli, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapteng sedang bergotong - royong memperbaiki jembatan rambing yang belum diperbaiki oleh pemerintah. Pada hal, jembatan tersebut sangat memprihatinkan dan berbahaya untuk dilalui oleh warga setempat. Foto : TIGOR MANALU

Pemerintah Tutup Mata, Warga Swadaya Perbaiki Jembatan Rambing
TIGOR MANALU - TAPTENG
Sejumlah warga Kelurahan Sibuluan Nauli, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) bergotong - royong memperbaiki jembatan rambing yang belum diperbaiki oleh pemerintah. Jembatan itu sendiri sudah sangat memprihatinkan dan sangat berbahaya untuk dilalui tanpa ada perhatian dari Pemerintah yang diduga tutup mata melihat kondisi jembatan tersebut.

Salah seorang warga Kelurahan Sibuluan Nauli, L Panggabean (40) di sela - sela gotong - royong kepada Global, Senin (6/4) mengatakan, warga sekitar sudah berulang kali mengajukan menyampaikan permohonan kepada pemerintah agar memperbaiki jembatan rambing tersebut sesegera mungkin, mengingat keberadaannya sudah termakan usia.

Sebab bila hal ini dibiarkan, maka sangat berbahaya untuk dilalui pengguna jalan seperti beca bermesin dan sepeda motor termasuk para perjalan kaki. Apalagi, jika tidak berhati – hati bisa terperosok ke sungai yang berada di bawah jembatan.

Dijelaskannya, bahwa jembatan rambing tersebut dibangun sekitar 20 tahun silam, pada masa proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sipan Sihaporas. Ketika itu, kontraktor pelaksana proyek merasa prihatin melihat warga Sibuluan Nauli dan warga Desa Sipan yang selalu menyeberang sungai ke arah desa Ramba goring - goring. Karenanya, pemborong membangun tiga unit jembatan rambing tersebut dan dari ketiga jembatan itu, saat ini hanya 2 unit yang bisa digunakan yakni jembatan menghubungkan kawasan Sibuluan Nauli dengan kawasan Ramba gorong – goring dan jembatan dekat Turbin di kawasan Sihaporas.

“Sedangkan satu unit lagi jemabatan yang waktu itu dibangun, sudah ambruk, terbawa arus sungai di kawasan restoran Rindu Alam beberapa tahun lalu dan belum ada diganti oleh pemerintah,"beber Panggabean.

Warga lainnya, R Hutabarat (38) juga menyatakan, bahwa sejak jembatan rambing tersebut dibangun, belum pernah mendapatkan perbaikan. Padahal, sejumlah kayu yang ada di jembatan rambing sudah busuk dan lapuk.

“Maka itu, kami berupaya mengganti sejumlah kayu semampu kami dengan jenis kayu seadanya, karena jembatan ini sangat bermanfaat bagi warga sekitar,”tuturnya.

Tidak ada komentar: