Jumat, 29 Mei 2009

Dinkes Sibolga Diminta Awasi Jajanan Anak di Sekolah

Keterangan Foto : JAJANAN : Sejumlah anak sekolah sedang membeli jajanan yang disajikan oleh pedagang kecil disalah satu sekolah di Sibolga. Namun, Ketua LSM Tritura kota Sibolga, Abdur Rahman Nasution meminta agar Dinas Kesehatan (Dinkes) Sibolga dapat mengawasi karena diduga jajanan yang disajikan itu menggunakan bahan pengawet dan perwarna yang mengandung kimia sehingga dapat merusak kesehatan yang selama ini luput dari perhatian pihak Dinkes kota Sibolga. Foto : TIGOR MANALU
 

Dinkes Sibolga Diminta Awasi Jajanan Anak di Sekolah

TIGOR MANALU | GLOBAL | SIBOLGA

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sibolga diminta awasi jajanan yang belakangan ini menjamur di sejumlah sekolah - sekolah yang ada di daerah kota Sibolga. Pasalnya, pengelolaan makanan dan minuman di sekitar sekolah masih dibawah standar kesehatan makanan.

 

Selain itu, maraknya penggunaan bahan pewarna dan pengawet makanan akhir - akhir ini, harus menjadi perhatian dan pelajaran berharga bagi semua pihak khususnya, Dinkes Sibolga untuk menyelamatkan masyarakat, terutama anak - anak sekolah sebagai generasi penerus bangsa.

 

Ketua LSM Tritura kota Sibolga, Abdur Rahman Nasution kepada kepada Global di Sibolga, Senin (18/5) menanggapi maraknya penjual jajanan di sekolah – sekolah di kota Sibolga mengatakan, penjual jajanan di kota Sibolga masih banyak yang menggunakan bahan pengawet dan perwarna yang jelas mengandung kimia dan dapat merusak kesehatan yang selama ini luput dari perhatian pihak Dinkes kota Sibolga.

 

"Tipis harapan pihak penjual atau pengelola makanan dan minuman di sekitar lokasi sekolahan menggunakan bahan – bahan yang sesuai dengan standart kesehatan, seperti penjual es mambo dan penjual minuman lainnya yang memakai pewarna dan perlu diawasi dan dikontrol oleh Dinkes sebagai instansi berwenang tentang makanan dan minuman tersebut,"katanya.

 

Menurutnya, jika pengawasan tidak segera dilakukan oleh Dinkes kota Sibolga dan dibelakangan hari terjadi permasalahan akibat kurangnya pengawasan terhadap jajanan yang mengandung bahan pengawet dan pewarna yang tidak sesuai standar kesehatan, sudah tidak ada artinya lagi.

 

"Jangan nantinya setelah ada permasalahan, karena kurangnya pengawasan makanan yang berbahan pengawet dan pewarna yang tidak sesuai standar kesehatan baru dilakukan pengawasan. Lebih baik kita mengantispasi daripada mengobati dan azas manfaat pengawasan dapat memperkecil mudharatnya,"ungkap mantan anggota DPRD kota Sibolga ini.

 

Disinggung mengenai makanan kadaluarsa, Abdur Rahman Nasution mengatakan, pengawasannya tidak boleh berhenti dan harus menjadi prioritas dan harus efektif serta tidak dilakukan hanya menjelang lebaran dan Tahun Baru saja.

 

"Pengawasan makanan dan minuman yang kadaluarsa tidak harus menjelang hari lebaran dan tahun baru dilakukan. Namun Dinkes Sibolga tidak boleh lengah dan jangan tunggu terlebih dahulu ada jatuh korban baru ada usaha pencegahan, tetapi harus ada jadwal secara kontinu untuk mengawasi makanan dan minuman kadaluarsa tersebut," pintanya.

 

Dikatakannya, kinerja Dinkes kota Sibolga selama ini telah baik, tetapi dengan baiknya kinerja itu jangan cepat merasa telah sampai di garis finish. Dan hal pengawasan makanan dan minuman yang kadaluarsa dan pemakaian bahan pengawet serta bahan pewarna yang tidak sesuai dengan standar kesehatan harus terus di awasi.

 

"Masih banyak tantangan yang menunggu Dinkes di segala segi kehidupan masyarakat dan diharapkan permasalahan kecil itu jangan sampai melahirkan persoalan yang besar. Saya fikir untuk melindungi genarasi muda bangsa sebagai penerus, kita lebih baik mencegah dari pada mengobati,"tandasnya.

 

 

|

Tidak ada komentar: