Jumat, 29 Mei 2009

Keluarga Kademus Mohon Perhatian Dinas JJ Propsu


Terkait Tewasnya 2 Warga Akibat Makan Telur Ikan Buntal

Keluarga Kademus Mohon Perhatian Dinas JJ Propsu

TIGOR MANALU | GLOBAL | TAPTENG

Kematian Kademus Manalu (50), akibat memakan telur ikan buntal ternyata menyisakan duka yang mendalam bagi keluarganya. Pasalnya, Almarhum merupakan tulang punggung di dalam keluarga, namun sudah tiga tahun ini almarhum yang bekerja sebagai pemelihara Jalinsum Sibolga – Barus tak lagi memperoleh upah sebagai honorer di Dinas Jalan Dan Jembatan Propinsi Sumatera Utara (Dinas JJ Propsu).

 

"Saya selaku istri almarhum sangat mengharapkan bantuan Kepala Dinas JJ Propsu. Karena sudah tiga tahun ini, almarhum suami saya Kademus Manalu tak memperoleh gaji. Terus terang, uang tersebut sangat kami butuhkan untuk biaya keluarga dan anak – anak," ujar istri almarhum Kademus Manalu, P Br Simatupang (50), didampingi putri sulungnya Risma Br Manalu (25), serta beberapa keluarga lainnya kepada wartawan di rumahnya di Desa Unteboang, Kecamatan Sosorgadong, Tapteng duka,Rabu (13/5).

 

Kademus Manalu sudah bekerja hampir sepuluh tahun sebagai perawat jalinsum Barus - Sibolga dengan honor hanya Rp390.000 per bulan. Upah yang diterima korban ternyata sangat jauh dari sejahtera sehingga untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari - hari, korban hanya mengharapkan pemberian dari para pengguna jalinsum Barus – Sibolga. Sedangkan istrinya P br Simatupang bersama - sama dengan anak – anaknya bekerja sebagai petani sawah.

 

Ironisnya honor sebesar itu diterima korban sekali dalam enam bulan dan diantar langsung oleh staf Dinas JJ Propsu. Namun, sejak tahun 2007 lalu hingga Mei 2009, korban tidak pernah lagi menerima honor dari Dinas tersebut padahal korban masih resmi tercatat sebagai tenaga harian perawatan Jalinsum di Dinas JJ Sumut Propsu.

 

Untuk itu, istri almarhum Kademus br Simatupang ini mengharapkan uluran tangan dan perhatian dari instansi tempat suaminya bernaung (bekerja) selama ini, sehingga beban derita yang dialaminya dapat berkurang. Sebab, suaminya meninggalkan 10 orang anak yang harus diperjuangkannya sampai berdikari.

 

Sementara itu, sosok Kademus Manalu ternyata memiliki pandangan khusus di mata para sopir.  Almarhum dianggap memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi selama mengabdi di Dinas JJ Propsu. Salah seorang sopir yang selalu melintas di Jalinsum Barus - Sibolga, S Nainggolan (50), warga Sibolga mengaku kehilangan almarhum Kademus Manalu.

 

"Terus terang, saya merasa kehilangan almarhum. Jasa - jasanya begitu banyak dinikmati warga khususnya pengguna jalinsum Barus - Sibolga. Seperti contoh, almarhum tidak segan – segan menolong sopir yang kenderaannya terperosok ke jurang dan menyingkirkan batang kayu tumbang yang melintang di badan jalan. Maka itu, saya sangat mengharapkan perhatian Dinas JJ Propsu dan bila perlu memberikan penghargaan kepada keluarganya atas meninggalnya almarhum," tutur S Nainggolan yang telah mengenal almarhum sekitar 5 tahun lalu semasa bertugas di PLN Barus.

 

Senada dengan itu, Tonni Silalahi (35), mengakui bahwa almarhum adalah orang yang paling berjasa bagi pengguna Jalinsum Barus – Sibolga. Karena keberadaanya sangat membantu bagi para sopir pribadi, angkutan umum, truk bahkan pengendara roda dua dalam membantu kelancaran arus lalu lintas di Jalan Barus-Sibolga lebih kurang 30 kilometer.

 

Dikatakan, meskipun almarhum dalam bekerja hanya bermodalkan satu buah sorong dan cangkul namun almarhum tetap tegar dan bekerja rutin tiap hari mulai pagi hingga sore tanpa mengenal terik matahari dan hujan lebat. 

 

"Maka itu, sudah sepantasnya almarhum diberi penghargaan atas jasa – jasanya selama bekerja merawat Jalinsum Sibolga – Barus,"tukas Tonny Silalahi.

Tidak ada komentar: