Jumat, 29 Mei 2009

UASBN di Sibolga Lancar, 26 Siswa Tak Hadir

Keterangan Foto : FOTO BERSAMA : Kadis Pendidikan Sibolga, Rustam Manalu, foto bersama dengan sekretaris dan para kabid usai memberikan penjelasan kepada wartawan di ruang kerjanya. Foto : TIGOR MANALU
 

UASBN di Sibolga Lancar, 26 Siswa Tak Hadir

TIGOR MANALU | GLOBAL | SIBOLGA

Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) di tingkat SD/MI di kota Sibolga yang dilaksanakan sejak, Senin (11/5) hingga Rabu (13/5) berjalan lancar yang diikuti 2.316 siswa, terdiri dari 1.157 siswa laki - laki dan 1.159 siswa perempuan dibagi 6 sub rayon.

 

Namun, 26 siswa di antaranya dilaporkan tidak mengikuti UASBN dan terpaksa mengikuti ujian susulan pada Senin (18/5) hingga Rabu (20/5) mendatang di SDN Nomor 084087 di jalan Tuanku Dorong Hutagalung Sibolga.

 

"Pelaksanaan UASBN ini, didasari UU nomor 20/2003, tentang sistim pendidikan nasional dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 82/2008, tentang UASBN untuk SD/MI/SLB tahun pelajaran 2008/2009 serta POS UASBN. Tujuannya untuk menilai pencapaian kompetensi kelulusan secara nasional khususnya pada mata pelajaran, Bahasa Indonesia, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan mendorong tercapainya target wajib belajar pendidikan dasar yang bermutu,"ujar Kadis Pendidikan Sibolga, Rustam Manalu kepada sejumlah wartawan, Rabu (13/5) di ruang kerjanya.

 

Rustam yang saat itu didampingi sekretaris, Sahbuddin Panggabean, Kabid Dikjar, Porman Bakkara, Kasi TK/SD, Jonson Sihombing dan Kasi Kurikulum, Milson Pane mengungkapkan, hasil UASBN itu nantinya akan digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk pemetaan mutu satuan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan di antaranya, dasar penentuan kelulusan peserta didik (siswa), dasar seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya, serta dasar pembinaan kepada satuan pendidikan (sekolah).

 

"Kendatipun demikian, hasil UASBN ini tidak mutlak menjadi penentu kelulusan, sebab kelulusan siswa akan ditentukan oleh pihak sekolah setelah melalui rapat guru dengan mempertimbangkan nilai minimun setiap mata pelajaran serta nilai rata - rata ketiga mata pelajaran yang di ujikan dalam UASBN tersebut," kata Rustam.

 

Untuk mengahadapi UASBN itu, jauh hari sebelumnya para siswa sudah dipersiapkan dan mendapatkan pelatihan dari guru, termasuk pelaksanaan try out pada Maret 2009 lalu dengan menyajikan soal berdasarkan standar kompetensi lulusan (SKL) yang dijawab menggunakan lembar jawaban komputer (LJK).

 

Selain itu, lanjutnya, guna mengantisipasi perbedaan karakteristik dengan daerah lain, 75 persen butir soal UASBN diambil dari soal di tingkat Propinsi sedangkan 25 persen lainnya dibuat oleh penyelenggara di tingkat pusat.

 

"Sistimnya hampir sama dengan tahun sebelumnya, dimana LJK hasil UASBN di tingkat kabupaten/kota dipindai menggunakan software dari pusat pendidikan nasional, kemudian dikirimkan paling lambat satu minggu ke penyelenggara UASBN propinsi disertai berita acara serah terima. Selanjutnya, penyelenggara UASBN propinsi melakukan penilaian menggunakan kunci jawaban dan software dari pusat pendidikan nasional dan hasil akhirnya dinyatakan dengan DKHUASBN dan SKHUASBN," tandasnya.

 


Tidak ada komentar: