Selasa, 12 Mei 2009

Makan Ikan Buntal Saat Pesta Tuak, Dua Tewas

Keterangan Foto : DIRUJUK : Korban Sopar Manalu (11) terpaksa dilarikan ke RSU Pandan bersama 3 korban lainnya ke RSU Pandan, Tapteng untuk mendapatkan  perobatan, sementara 2 korban lainnya meninggal dunia. Ke enam warga keracun saat memakan ikan buntal di salah satu kedai tuak di desa Unte Boang, Kecamatan Sosorgadong, Tapteng. Foto : TIGOR MANALU
 

Makan Ikan Buntal Saat Pesta Tuak, Dua Tewas

# 4 Lainnya Sekarat di RSUD Pandan

TIGOR MANALU | GLOBAL | TAPTENG

Ikan buntal atau di Jepang disebut ikan Fugu sudah dikenal masyarakat luas sebagai ikan beracun. Entah kenapa enam warga Unte Boang, Kecamatan Sosorgadong, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) keranjingan memakan ikan tersebut Sabtu (9/5) pekan lalu. Akibatnya, dua diantaranya tewas dan empat lagi sekarat di RSUD Pandan.

 

Mereka yang tewas adalah Apul Gorat selaku Kepala Desa (Kades) Sosorgadong dan Kademus Manalu. Sedangkan mereka yang sekarat masing – masing Maju Tarihoran (49), Jaumin Pasaribu (59), Sopar Manalu (11), dan Chrisantus Sihombing.

 

Minggu (10/5), jenazah keduanya sudah terbungkus kain di rumah duka masing – masing di desa Unte Boang. Sedangkan empat orang korban lainnya masih terbarung lemah di RSUD Pandan dibawah pantauan intensif petugas medis setempat. Pasalnya, dua diantaranya Maju Tarihoran dan Jaumin masih belum stabil, bahkan Jaumin masih sering muntah – muntah.

 

Menurut keterangan korban Maju Tarihoran saat ditemui dipembaringannya di RSUD Pandan, Sabtu sore sekitar pukul 17.00 WIB, ia bersama empat rekannya minum tuak sambil makan daging ikan Buntal yang telah dibakar di sebuah lapangan. Sedangkan telurnya sebesar kepalan tangan disisihkan oleh korban Maju Tarihoran. 

 

"Setelah itu, kami pun pulang ke rumah masing – masing untuk membersihkan badan (mandi). Satu jam kemudian kami kumpul kembali di kedai tuak Kademus Manalu, lalu memberikan telur ikan Buntal kepada pemilik kedai untuk direbuskan,"tutur Maju.

 

Tidak lama kemudian, telur ikan tersebut matang lalu dihidangkan sebagai teman Tuak (bahasa Batak tambul). Mereka pun langsung mencomot telur ikan beracun ini demikian juga dengan anak pemilik kedai Tuak, Sopar Manalu yang masih berusia 11 tahun ikut nimbrung memakan ikan tersebut.

 

Sejam kemudian, satu persatu dari mereka mulai merasakan hal aneh pada tubuhnya seperti kepala tiba – tiba sakit (hoyong), perut mulas, badan kaku dan tegang.

 

Merasakan agak lain, mereka pun, langsung beranjak pulang untuk mengobati rasa sakit yang muncul. Bersama keluarga masing – masing, mereka mendatangi Puskesmas Barus. Namun sayang, pihak Puskesmas tak dapat menyelamatkan nyawa Apul Gorat dan Kademus Manalu sedangkan empat orang lagi langsung dirujuk ke RSUD Pandan.

 

Disinggung apakah mereka dan warga desa lainnya sudah terbiasa memakan ikan buntal beracun tersebut, Maju menjawab iya. "Jadi, kami pun tak tahu kenapa itu bisa terjadi,"ungkapnya. 

 

Sementara itu, Dokter jaga RSUD Pandan, Gabe Br Panggabean saat dikonfirmasi Global menerangkan, seluruh pasien dirawat sejak Minggu (10/5) dini hari sekira pukul 02.00 WIB.

 

"Keempat pasien saat ini kondisinya sudah membaik, hanya saja Jaumin masih muntah – muntah sampai sekarang,"katanya.

 

Disinggung apa jenis racun yang menggerogoti tubuh para pasien, dokter kelahiran Jakarta ini mengaku belum mengetahuinya. "Semuanya harus melalui pemeriksaan di Laboratorium, namun dari ciri – ciri kondisi korban sepertinya keracunan,"tuturnya.

 

 

Tidak ada komentar: