Jumat, 29 Mei 2009

Satu Pohon Berusia Ratusan Tahun Tumbang dan Rusak Fasilitas Umum

Keterangan Foto : POHON TUMBANG : Satu batang pohon Beringin berusia ratusan tahun tumbang dan merusak fasilitas umum seperti litrik dan telepon serta merusak satu unit teras rumah warga. Bahkan akibat pohon tersebut akses jalan didaerah itu untuk sementara ditutup. Foto : TIGOR MANALU
 

Angin Kencang Landa Sibolga

Satu Pohon Berusia Ratusan Tahun Tumbang dan Rusak Fasilitas Umum

TIGOR MANALU | GLOBAL | SIBOLGA

Angin kencang yang lajunya diperkirakan mencapai 20 knot per jam melanda kota Sibolga, Sabtu (16/5). Akibatnya, satu batang pohon Beringin berusia ratusan tahun di Jalan Thamrin samping RSU FL Tobing Sibolga tumbang dan merusak fasilitas umum seperti listrik dan telepon serta merusak satu unit teras rumah warga milik Hj Salimah Tanjung (85).

 

Namun dalam persitiwa itu, tidak ada korban jiwa dan akibat kejadian itu arus lalu lintas kenderaan dan listrik warga sekitar menjadi terganggu dan padam. Selain itu, petugas dinas perhubungan (Dishub) Sibolga yang bekerja di pos jembatan timbang terpaksa menghentikan kegiatan dan mengalihkan seluruh truk yang masuk dari luar daerah melalui jalan Brigjend Katamso.

 

Informasi yang dihimpun Global dari salah seorang saksi mata, Syafri Tanjung (43), yang bekerja sebagai kepala tukang bangunan bertingkat yang berada persis diseberang pohon tersebut mengatakan, saat angin kencang melanda sekitar pukul 16.30 WIB, tidak terlihat tanda – tanda pohon bakal ruboh.

 

Buktinya, sejumlah abang beca sedang beristrahat dibawah pohon beringin tanpa berpikir bahwa pohon akan tumbang dan mencelakai mereka. Anehnya, batang pohon tersebut tiba – tiba bergerak, para abang beca spontan meninggalkan lokasi. Dan tidak lama kemudian ambles (tumbang) ke tanah hingga menutup badan jalan serta merusak satu rumah milik Hj Salimah.

 

"Namun beruntung juga, saat pohon tumbang, tak satu pun kenderaan yang melintas di jalan, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa. Tapi, hanya merusak jaringan teras rumah, listrik dan telepon yang berada persis di sekitar pohon,"tutur Syafri.

 

Sementara itu, anak pemilik rumah Hj Salimah yakni Chairul Anwar (45) saat dikonfirmasi Global di lokasi kejadian mengaku kurang mengatahui persis kejadian itu. Ia baru tahu, ketika ibundanya Salimah datang tergopoh – gopoh dengan kondisi nafas memburu ke rumah nya di Kampung Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga.

 

Menurut cerita Chairul, ternyata ibunya saat itu nyaris saja korban tumbangnya pohon beringin tersebut. Sebab, sebelum pohon itu tumbang, Ibunya sedang asyik duduk beristrahat di teras rumah setelah menyelesaikan pekerjaan mengambil kain kering dari jemuran.

 

"Ibu saya kan punya penyakit sesak nafas (asma) dan mudah lelah. Jadi, setelah mengambil kain dari jemuran, Ia (Ibu Chairul) pun beristrahat sejenak di teras untuk melonggarkan pernafasannya. Jadi, ketika pohon tumbang, Ia langsung terkejut dan jantungnya berdegup kencang disertai pergerakan nafas yang sulit,"ujarnya.

 

Pantauan Global, akses jalan tersebut untuk sementara terpaksa tertutup, menunggu proses evakuasi pohon. Ironisnya, lebih dari setengah jam berlalu sejak pohon tumbang, tak seorang pun pejabat pemko Sibolga yang datang ke lokasi terutama aparat Kecamatan maupun Kelurahan. Bahkan sebahagian sedang asyik nonton kompetisi PSSI Sibolga dilapangan stadion Horas.            

 

# Warga Takut

Sementara itu, sejumlah warga yang tinggal sepanjang garis pantai dan laut seperti wilayah Aek Habil, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga dan Pasir Bidang, Kelurahan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) merasa khawatir dan takut dengan kondisi cuaca buruk sekarang.

 

Pasalnya mereka masih trauma dengan kejadian beberapa waktu lalu, di mana daerah mereka saat itu dilanda aingin puting beliung. Meski demikian, para warga kedua daerah bertetangga tersebut tetap bertahan dikediaman masing – masing sambil berdoa agar tidak terjadi sesuatu yang tragis pada mereka.

 

"Kalau pergi mau pergi kemana kami ini, Pak. Sebenarnya kami takut tetapi apa mau dibilang, kami hanya bisa berdoa semoga kejadian – kejadian lalu tidak terulang lagi,"kata J Simatupang, warga pasir bidang.

 

 

Tidak ada komentar: