Kamis, 07 Mei 2009

Massa Serbu Akper Nauli Husada Sibolga

Keterangan Foto : SERBU : Sejumlah massa didukung keluarga Uli Daud Saragih (23), korban pemukulan Direktur Akper Nauli Husada Ronald Sagala, menyerbu gedung yayasan pendidikan Winda Nauli di jalan Sudirman, Kelurahan Aek Parombunan, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga. Foto : TIGOR MANALU
 

Massa Serbu Akper Nauli Husada Sibolga

TIGOR MANALU | GLOBAL | SIBOLGA

Sejumlah massa didukung keluarga Uli Daud Saragih (23), korban pemukulan Direktur Akper Nauli Husada Ronald Sagala, menyerbu gedung yayasan pendidikan Winda Nauli di jalan Sudirman, Kelurahan Aek Parombunan, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga, Kamis (7/5).  

 

Mereka datang untuk membuat perhitungan kepada pihak yayasan dan oknum Direktur Akper Ronald Sagala, karena telah mempermalukan Uli Daud Saragih dan orang tuanya P Br Panjaitan.

 

Pantauan Global, kedatangan massa sempat membuat heboh pihak yayasan dan mahasiswa/i serta masyarakat setempat termasuk para siswa SMP Negeri 5 yang sedang melintas pulang sekolah karena situasi saat itu sempat memanas.

 

Pasalnya, pihak yayasan dan dosen serta Satpam mengkoordinir Mahasiswa Akper/Akbid dibarisan terdepan guna menghalangi massa agar tidak menerobos pintu gerbang dan masuk ke gedung. Massa saat itu terpaksa melampiaskan emosi dengan merusak sedikit terali besi gerbang pintu utama yayasan karena tidak diperkenankan masuk dan menemui pihak yayasan serta oknum Direktur Akper Ronald Sagala.

 

Situasi yang sempat menegang itu berhasil diredakan salah seorang PNS Tapteng, TM Tamba yang sedang melintas, sedangkan pihak kepolisian masih dalam perjalanan karena kurang mengetahui pergerakan massa tersebut. Berkat permintaan PNS tersebut, massa pun akhirnya membubarkan diri, begitu juga dengan mahasiswa yang dikondisikan oleh para dosen dan satpam.

 

Informasi yang dihimpun Global, kedatangan massa saat itu terkait perlakuan pihak yayasan yang dianggap kurang akomodatif mengkomodir kelanjutan perkuliahan Uli Daud Saragih yang terpaksa harus mengehentikan sementara waktu pendidikannya akibat kasus pemukulan yang menderanya.

 

Saat itu, korban mendatangi yayasan bersama – sama dengan Ibunya P br Panjaitan dan seorang saudarinya berkat undangan Kapolsek Sibolga Selatan Iptu D Habeahan dan Kanit Reskirim Polsek Sibolga Selatan Aiptu Taher Lubis serta Sekretaris Lurah (Seklur) Aek Parombunan yang bertindak sebagai fasilitator untuk membicarakan kelanjutan perkuliahan korban Uli Daud Saragih.

 

Artinya, apakah Uli masih dapat meneruskan perkulihannya di Akper Nauli Husada atau tidak. Kalau memang tidak, pihak yayasan kiranya bersedia mengeluarkan surat pindah kepada Uli sehingga dapat meneruskan pendidikan ke lembaga lain.

 

Namun, rencana dan itikad baik itu gagal, Wakil Ketua Yayasan Pendidikan Winda Husada br Lubis tidak bersedia mengeluarkan surat yang dimaksud melainkan surat pemecatan hasil rapat yayasan dan para dosen. Tentunya, orang tua Uli Daud Saragih Br Panjaitan tidak terima dengan keputusan itu dan merasa pihak yayasan telah meremehkannya.

 

Ibu korban P br Panjaitan akhirnya tidak dapat menahan emosi, lalu meninggalkan gedung Yayasan bersama Uli dan anak perempuannya. Begitu juga dengan pihak fasilitator dari Kepolisiian dan Kelurahan, mereka juga terpaksa harus meninggalkan gedung itu karena usaha baik mereka ternyata gagal.

 

Mengetahui hal itu, Anto Saragih selaku abang Uli Daud Saragih tak dapat menahan emosi, langsung mebolisasi kakak – kakaknya dan massa mendatangi gedung Yayasan untuk membuat perhitungan.

 

Kedatangan mereka saat itu sama sekali tak dihiraukan pihak yayasan dan dosen, anehnya saat itu, para dosen dan Satpam memanfaatkan mahasiswa sebagai perlindungan atau tameng (membariskan Mahasiswa di depan pintu gerbang) sebelum kedatangan pihak kepolisian.  

 

Sebelum kejadian itu, P Br Panjaitan selaku Ibu korban Uli Daud Saragih saat dikonfirmasi Global mengaku sangat menyesalkan tindakan pihak yayasan yang telah mempermalukannya dan anaknya Uli Daud Saragih.

 

Padahal, kedatangannya bersama anak – anaknya serta pihak – pihak terkait ke yayasan sebagai langkah proses perdamaian demi kelanjutan pendidikan anaknya Uli Daud Saragih.

 

"Lihat, persoalan ini tidak akan saya diamkan. Saya akan menyampaikannya hingga ke tingkat tertinggi, bila perlu saya akan buat yayasan itu tutup dan oknum Direktur tersebut masuk penjara,"cetus Br Panjaitan dengan nada tinggi.

 

Sementara itu, Kapolsek Sibolga Selatan Iptu D Habeahan saat dikonfirmasi juga turut menyesalkan kejadian itu, karena tujuannya sangat baik untuk membicarakan kelanjutan pendidikan Uli Daud Saragih. "Tapi, kita lihat aja lah nanti, ya,"katanya.

 

Disinggung mengenai kelanjutan kasus Direktur Akper Nauli Husada tersebut, Hebeahan mengaku  telah melimpahkan berkas perkara Direktur tersebut ke Kejari Sibolga.

 

"Kalau saya tidak salah, berkas perkaranya sudah kita limpahkan tiga hari yang lalu ke JPU Kejari Sibolga. Mungkin dalam waktu dekat ini, P21 sudah keluar,"tukasnya singkat.

 

# Masih Tertutup

Sejak kasus ini mencuat kepermukaan, pihak yayasan dan Direktur Akper Nauli Husada Sibolga Ronald Sagala masih tertutup dan atau tak kunjung dapat memberikan klarifikasi. Padahal, kedua pihak tersebut telah didatangi baik dilokasi pendidikan, kediaman pelaku hingga di Mapolsek Sibolga Selatan.

 

Sekedar mengingatkan kembali, oknum Direktur Akademi Keperawatan (Akper) Nauli Husada Sibolga berinisial Ronald Sagala beberapa waktu lalu tepatnya Sabtu malam (25/4) melakukan pemukulan terhadap mahasiswanya Uli Daud Saragih (23), penduduk jalan Kesturi, Kelurahan Aek Habil, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga hingga tidak sadarkan diri (pingsan). Korban dipukul di dalam kamar tidurnya di asrama yayasan tersebut. Hal tersebut dilakukan Ronald, karena mendengar adanya suara ribut dari lantai IV gedung yayasan.

 

 

Tidak ada komentar: