Selasa, 12 Mei 2009

Dinkes Tapteng Menduga Racun Berasal Dari Telur Ikan

Terkait Tewasnya 2 Warga Tapteng Akibat Makan Ikan Buntal

Dinkes Tapteng Menduga Racun Berasal Dari Telur Ikan

TIGOR MANALU | GLOBAL | TAPTENG

Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) melalui bidang farmasi belum dapat memastikan sumber racun yang menyerang tujuh warga desa Unte Boang, Kecamatan Sosorgadong, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) sabtu (9/5) lalu. Apakah sumber racunnya berasal dari daging dan ikan telur atau dari sesuatu lainnya.

 

"Kita belum bisa memastikan jenis racun yang ada di dalam tubuh para korban apakah memang berasal dari Ikan Buntal itu atau tidak. Namun menurut dugaan kita, racun tersebut kemungkinan berasal dari telur ikan buntal. Pasalnya, saat memakan daging ikan Buntal, para korban masih terlihat sehat, tetapi setelah memakan telur itu, mereka langsung mengalami musibah,"ungkap Kepala Bidang Farmasi Dinas Kesehatan Tapteng, S kaban, saat dikonfirmasi wartawan, Senin (11/5).

 

Ia juga mengaku, setelah kejadian itu, ia bersama staffnya langsung turun ke lokasi berkoordinasi dengan dokter di Puskesmas Sipodang, Barus. "Namun, kita tak menemukan sampel (bukti telur) untuk dibawa dan diperiksa di laboratorium,"ujar Kaban.

 

Di tempat terpisah, pelaksana tugas (plt) Direktur RSUD Pandan, dokter Masdyana menyampaikan,  pihaknya telah berhasil menyelamatkan nyawa keempat korban yang terkena dampak racun dari telur ikan buntal tersebut. Soalnya, dalam tubuh para korban (sesuai hasil anastesis) sudah tidak ada lagi racun karena telah dibersihkan oleh tim medis RSUD Pandan.

 

"Jadi, kesehatan mereka sudah membaik, bahkan mereka sudah meminta pulang pada hari ini (sebut hari kemarin Senin,11/5). Namun kita masih menahan mereka dan akan mempersilahkan mereka pulang hari ini (Selasa,12/5),"bebernya.

 

Disinggung jenis racun dalam tubuh para korban, Masdyana mengaku tak mengetahuinya. "Kalau itu kurang saya ketahui. Sebab, untuk pemeriksaan itu harus ada sampel, padahal sampelnya sudah tidak ada lagi,"ungkap Masdyana.

 

Salah seorang korban Maju Tarihoran, saat ditemui sedang terduduk di tempat tidur pembaringannya di ruang bangsal khusus laki – laki di RSUD Pandan. Ia mengaku sudah mulai sehat dan tidak merasa kesakitan bahkan sampai hoyong lagi.

 

"Mudah – mudahan, racun ikan itu tidak ada lagi menempel dalam tubuh sehingga kami bisa pulang secepatnya,"ujar Tarihoran didampingi istrinya Rosita Br Simatupang.

 

Pantauan global, keempat benar – benar sudah sehat, buktinya mereka sudah bisa duduk dan bincang – bincang dengan keluarga atau pihak – pihak lain meski masih diatas pembaringannya. Tidak seperti sebelumnya, selalu terbaring tanpa mampu berbicara kepada siapapun, kecuali Maju Tarihoran yang saat itu langsung mengalami perubahan drastis.

 

Sekedar mengingatkan, Sabtu (9/5) itu, ketujuh warga Desa Unte Boang tersebut memakan telur ikan buntal yang telah direbus di salah satu warung tuak yang ada di kampung itu. Setelah memakan telur itu, tidak lama kemudian satu persatu dilanda penyakit aneh yang tiba – tiba menyerang. Akhirnya, dua warga Apul Gorat (50), selaku Kepala Desa (Kades) Sosorgadong dan Kademus Manalu (53) tewas sebelum mendapat perawatan tim medis dan empat orang sekarat masing – masing Maju Tarihoran (49), Jaumin Pasaribu (59),Sopar Manalu (11), dan Chrisantus Sihombing. Sedangkan Marahot Hutauruk (30), di rawat di rumah dengan memberikan obat tradisional seperti air kelapa muda dan hingga saat ini kondisinya mulai membaik.

 

Menurut keterangan korban Maju Tarihoran, daging dan telur ikan buntal tersebut sudah biasa mereka makan dan tidak ada menimbulkan sesuatu hal yang sampai mengundang resiko.

 

"Entah kenapa, hari itu naas bagi kami. Padahal, kami bukan sekali itu saja memakan daging dan telur ikan buntal yang disebut – sebut beracun itu,"katanya.

Tidak ada komentar: